Menganyam Asa di Aceh Timur: LKP3A Hidupkan Kembali Seni Tikar Pandan, Siapkan Kaum Perempuan Jadi Pengusaha Kriya -->
Cari Berita

Advertisement

Masukkan iklan banner 970 X 90px di sini

Menganyam Asa di Aceh Timur: LKP3A Hidupkan Kembali Seni Tikar Pandan, Siapkan Kaum Perempuan Jadi Pengusaha Kriya

Berita Bersatu
20 Oktober 2025


Muhammad Jamil, SE, M.Si, Ketua LKP3A


BERITABERSATU, ACEH TIMUR – Sebuah langkah konkret dalam melestarikan warisan budaya sekaligus memberdayakan ekonomi perempuan diambil oleh Lembaga Kajian, Pelatihan, Pengabdian dan Publikasi Aceh (LKP3A). Melalui program bertajuk "Anyaman Seulanga Menghidupkan Kembali Kriya Tradisional Perempuan Aceh Timur", puluhan ibu rumah tangga dan remaja putri di Desa Matang Gleum, Kecamatan Peureulak, kini mahir membuat kerajinan tikar pandan.


Kegiatan pelatihan yang berlangsung selama tiga hari penuh, mulai 18 hingga 20 Oktober 2025, ini menjadi wujud nyata peran aktif LKP3A dalam mencegah punahnya seni menganyam tikar yang kini mulai jarang ditemui. Tema yang diusung, “Pemberdayaan Perempuan Melalui Seni Kriya,” sangat relevan mengingat peserta pelatihan didominasi oleh perempuan yang membutuhkan keterampilan tambahan untuk meningkatkan pendapatan keluarga.


Muhammad Jamil, SE, M.Si, Ketua LKP3A, menyampaikan apresiasi dan terima kasih mendalam kepada Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah I Provinsi Aceh yang telah memberikan dukungan penuh melalui Program Fasilitas Pemajuan Kebudayaan (FPK).


"Pelatihan ini bukan sekadar mengajar keterampilan, tapi juga melestarikan identitas budaya kita. Kami sangat berharap kegiatan ini dapat memberikan bekal bagi kaum perempuan untuk menghasilkan produk anyaman tikar pandan yang berkualitas, sehingga dapat menjadi tambahan pendapatan dan secara langsung meningkatkan kemampuan ekonomi keluarga," ujar Jamil.


Antusiasme peserta terlihat jelas dari beragam produk yang berhasil mereka ciptakan. Hasil karya dari tangan-tangan terampil ini menunjukkan bahwa seni kriya tradisional memiliki potensi pasar yang luas.


Produk-produk yang dihasilkan tidak terbatas pada tikar tradisional, tetapi telah diinovasi, meliputi Tika Duk (tikar duduk), Tika Panyang (tikar panjang), Sandal anyaman, dan Kotak tisu anyaman


Pencapaian ini akan segera dipamerkan kepada publik. Seluruh produk hasil karya peserta pelatihan direncanakan akan ditampilkan pada Gebyar Budaya Aceh Timur yang akan berlangsung pada 22 hingga 23 Oktober 2025. Ini menjadi kesempatan emas bagi para perempuan penganyam untuk menunjukkan hasil kerja keras mereka dan menjaring pembeli potensial.


Program ini menegaskan bahwa kolaborasi antara lembaga budaya dan pemerintah daerah adalah kunci dalam memberdayakan masyarakat melalui kekayaan tradisi lokal. (IW)