![]() |
| Kapolres Luwu Utara Serahkan Perahu Rakitan dan Cek Kesiapan Personel Polri hingga Basarnas |
BERITABERSATU, LUWU UTARA —Dalam upaya meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi potensi bencana, Kapolres Luwu Utara AKBP Nugraha Pamungkas memimpin Apel Gelar Pasukan dan menyerahkan bantuan perahu rakitan kepada sejumlah Kapolsek di wilayah rawan banjir, Jumat (3/10/2025).
Apel Gelar Pasukan yang digelar di halaman Mapolres Luwu Utara ini melibatkan personel gabungan dari Polres, Brimob, TNI, Basarnas, Taruna Siaga Bencana (Tagana) Dinas Sosial, Satpol PP, Pemadam Kebakaran, hingga tenaga kesehatan. Kegiatan ini turut dihadiri oleh unsur Forkopimda Luwu Utara.
Dalam arahannya, AKBP Nugraha menyampaikan bahwa apel kesiapsiagaan ini dilakukan untuk memastikan seluruh stakeholder, khususnya Polri, siap siaga menghadapi kemungkinan bencana alam seperti banjir dan longsor yang rawan terjadi di wilayah Luwu Utara.
“Bencana bisa datang kapan saja dan melanda siapa saja. Jadi, kapan pun dan di mana pun, kita harus selalu siap. Apalagi daerah kita termasuk wilayah dengan tingkat kerawanan bencana yang cukup tinggi. Kesiapan personel dan sarana harus dipastikan dalam kondisi prima,” tegas AKBP Nugraha.
Dalam kesempatan tersebut, Kapolres juga menyerahkan bantuan perahu rakitan yang dibuat dari drum, papan, dan pipa, lengkap dengan rompi pelampung dan kotak P3K. Bantuan ini diberikan kepada Kapolsek Baebunta, Malangke, dan Malangke Barat — tiga wilayah yang setiap tahunnya menjadi langganan banjir.
Berdasarkan data dari BPBD Sulawesi Selatan, Kabupaten Luwu Utara termasuk dalam zona risiko tinggi untuk sejumlah bencana alam seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor, cuaca ekstrem, hingga gempa bumi. Dari 24 kabupaten/kota di Sulsel, Luwu Utara menjadi salah satu daerah dengan tingkat kerawanan paling tinggi.
BMKG Luwu Utara juga menyampaikan bahwa wilayah ini mengalami curah hujan sepanjang tahun, dengan potensi peningkatan intensitas hujan pada bulan Oktober hingga Desember. Hal ini menjadi perhatian serius, khususnya bagi masyarakat yang tinggal di daerah lereng gunung dan bantaran sungai.
“Kami mengimbau warga agar waspada, terutama di wilayah rawan longsor dan banjir. Peningkatan curah hujan berpotensi menyebabkan bencana, dan ini harus diantisipasi sejak dini,” kata perwakilan BMKG Luwu Utara.
Selain potensi banjir, BMKG juga mengingatkan masyarakat akan ancaman kebakaran akibat suhu panas yang meningkat dalam beberapa waktu terakhir. Fenomena ini terjadi karena pergerakan matahari mendekati garis khatulistiwa, yang menyebabkan suhu ekstrem, khususnya pada Maret hingga September.
Dengan langkah antisipatif seperti ini, diharapkan seluruh elemen masyarakat dan instansi terkait dapat bekerja sama dalam menghadapi bencana, sehingga dampak yang ditimbulkan dapat diminimalkan. (Kaisar)


