Gempuran Aksi Nyata: Dinkes Sinjai Bergerak Tuntaskan Masalah Gizi dan Stunting -->
Cari Berita

Advertisement

Masukkan iklan banner 970 X 90px di sini

Gempuran Aksi Nyata: Dinkes Sinjai Bergerak Tuntaskan Masalah Gizi dan Stunting

Berita Bersatu
20 Agustus 2025

Dinas Kesehatan Kabupaten Sinjai menggelar Orientasi Berjenjang Gizi Ibu dan Anak (GIA) serta Penguatan Posyandu


BERITABERSATU.COM, SINJAI – Kabupaten Sinjai menggebrak dengan langkah konkret dalam memerangi masalah gizi dan stunting. Bekerja sama dengan UNICEF, Yayasan Jenewa Madani Indonesia, dan didukung oleh Tanoto Foundation, Dinas Kesehatan Kabupaten Sinjai menggelar Orientasi Berjenjang Gizi Ibu dan Anak (GIA) serta Penguatan Posyandu. Kegiatan yang diadakan di Hotel Grand Rofina, rabu (20/8/2025) ini menjadi bukti keseriusan berbagai pihak untuk memperbaiki kualitas kesehatan masyarakat secara menyeluruh.


Acara yang dibuka oleh Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Sinjai, drg. Farina Irfani, M.Si, ini diikuti oleh perwakilan dari TP PKK, Dinas Kesehatan, dan 16 puskesmas se-Kabupaten Sinjai. Para peserta, yang terdiri dari tenaga pelaksana gizi, bidan koordinator, dan pengelola promosi kesehatan, dibekali dengan strategi intervensi gizi yang lebih komprehensif, tidak hanya fokus pada stunting, melainkan juga masalah gizi lainnya. Pendekatan ini mencakup siklus hidup mulai dari ibu hamil hingga remaja.


Data dari Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2024 menunjukkan situasi yang mengkhawatirkan. Prevalensi stunting di tingkat nasional mencapai 19,8%, sementara Sulawesi Selatan berada di angka 23,3%. Kondisi di Kabupaten Sinjai bahkan lebih buruk, dengan prevalensi mencapai 28,6%. Angka ini menjadi alarm bagi seluruh pemangku kepentingan untuk segera bergerak.


Direktur Jenewa Institute, Surahmansah Said, M.P.H, menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor. "Setiap puskesmas kami undang untuk mengirimkan tiga perwakilan agar pesan kunci pencegahan stunting dapat diteruskan secara konsisten hingga tingkat masyarakat," ujarnya. Ia juga menjelaskan bahwa untuk mempermudah edukasi, telah disiapkan kipas pesan kunci sebagai media praktis yang merangkum materi secara singkat.


Senada dengan itu, drg. Farina Irfani menyoroti perlunya keseragaman pesan. "Selama ini pesan yang disampaikan seringkali kurang seragam. Oleh karena itu, kita perlu menegaskan kembali pesan kunci bersama agar penyampaiannya lebih konsisten," tegasnya. Ia juga menambahkan bahwa orientasi ini harus berlanjut hingga ke masyarakat melalui Rencana Tindak Lanjut (RTL) yang telah disepakati.


Para peserta mendapatkan pembekalan intensif mengenai tiga pesan kunci utama, yakni Gizi dan kesehatan ibu hamil serta menyusui. Pemberian MP-ASI yang tepat dan demonstrasi pemorsiannya, dan Pemantauan pertumbuhan dan perkembangan anak, serta mekanisme umpan balik di Posyandu.


Selain itu, peserta juga dilatih dalam teknik konseling, edukasi gizi, dan deteksi dini wasting dengan pendekatan Komunikasi Perubahan Perilaku (KPP).


Sebagai tindak lanjut, seluruh peserta berkomitmen untuk menyelenggarakan orientasi bagi para kader Posyandu, memobilisasi sumber daya, dan memperkuat kampanye pencegahan stunting di tingkat masyarakat. Langkah-langkah ini diharapkan dapat menjadi gelombang perubahan positif yang signifikan bagi kesehatan ibu dan anak di Kabupaten Sinjai. (**)